Kenapa Kelas Menulis Itu Harus? Tahu Jawabannya Sambil Ngopi

 

Laporan: Kelas Menulis Puisi

Penting nggak sih bikin kelas menulis puisi? Penting! Apa pentingnya? Tapi sebentar, saya nyeduh kopi pemesan dulu. 

Nah, seperti halnya kopi yang diseduh secara alami, para maestro; petani kopi, menyebutnya kopi tubruk. Puisi bukan sekadar berindah-indah ria dengan kata, bukan pula bersibuk ria menghias "tubuh puisi" dengan kata bermutiara, tidak jarang --agar tampak intelek-- di dalamnya dihiasi dengan satu-dua kata yang susah asing, bahkan ada yang beranggapan, semakin puisi susah dipahami semakin bagus puisimu! Seperti kopi, latte art, misalnya. Wawadaw...

Pandangan bagus dan tidak bagusnya terhadap puisi tentu saja relatif. Sebaliknya, hampir semua orang tidak akan bisa berpaling untuk tidak mengatakan waw... wawadaw. Keren habis ketika puisi yang dibacanya menggunakan idiom-idiom dan diksi yang mudah dipahami dan tema yang disuguhkan tentang hal-hal yang kerap dihadapi dan atau dialami setiap orang (baca: pembaca). 

Kelas Menulis Puisi adakopi yang dilaksanakan sejak tanggal 14 Januari hingga tanggal 14 Februari 2023 tidak dimaksudkan menjadikan setiap peserta jadi penyair. Tujuan terpenting bagi kami adalah peserta menyadari bahwa menulis adalah "kebutuhan" yang kelak dibutuhkan untuk apa saja. Mahasiswa sudah pasti butuh dan perlu tahu bagaimana menulis yang baik dan benar dalam menulis tugas makalah dan lain-lain, seorang calon pekerja demikian juga, karena ia perlu tahu menulis lamaran pekerjaan. Seorang kreator apalagi, ia butuh keterampilan menulis ketika harus membuat konten. Maka, tegas penyair A'yat Khalili, "menulis adalah kebutuhan dasar umat manusia." 

Lebih jauh, Sarah Monica, menyebutkan, "setiap manusia terlahir sebagai seniman. Menulis puisi, di antaranya. "Ketika menulis puisi tentu saja tidak mesti menjadi penyair, jadi sastrawan apalagi. Dalam menulis puisi bukan hanya sekadar kecakapan kita melatih dan merangkai bahasa, tapi juga mengasah hati agar peka terhadap berbagai macam persoalan, "itulah sebab kenapa penyair lebih sensitif daripada orang-orang pada umumnya," ujar penyair yang juga peneliti.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh dua narasumber di atas, A'yat Khalili dan Sarah Monica, penyair dan pendongeng Nana Ernawati memaparkan, "Menulislah maka kau akan jadi manusia merdeka. Tulislah dari hal-hal terdekat dan paling sederhana. Menulislah tanpa terbebani teori apalagi terbebani oleh keinginan jadi penyair, mengalirlah maka segalanya akan menjadi kekuatan." 

Sejatinya, seorang penyair adalah seorang pencari, peneliti, dan "penempa" diri. Penyair akan senantiasa bertungkus lumus bila puisi yang ditulisnya tak akan seperti api jauh dari panggang.

***

Kelas Menulis Puisi adakopi berterima kasih kepada semua pihak yang turut menjadi bagian dan hadir, Arie Batubara, Mustafa Ismail, dan Kardi Ansyah. 

Sejatinya, seorang penyair adalah seorang pencari, peneliti, dan "penempa" diri. Penyair akan senantiasa bertungkus lumus bila puisi yang ditulisnya tak akan seperti api jauh dari panggang.


Mahwi Air Tawar
Redaktur Kelas Menulis
Penulis Buku Kumpulan Puisi Mata Blater
Lebih baru Lebih lama