Faktor Keterlambatan Berbicara pada Anak Balita

Oleh Muhammad Dzaki Mubarok

Berbicara adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan perasaan, ide, dan gagasan melalui bahasa kepada lawan tutur bicara agar tercapainya tujuan bersama. Dengan berbicara, kehidupan manusia pada umumnya akan berjalan dengan lancar, karena berbicara akan memudahkan seseorang untuk menyampaikan sesuatu. Berbicara menjadi bagian penting pada diri seseorang, tanpa berbicara tentu tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Maka dari itu, pentingnya perkembangan bahasa sejak dini untuk membiasakan diri berbicara dengan baik dan lancar menjadi sebuah keharusan, sehingga dapat dipahami oleh lawan tutur bicara. 

Perkembangan bahasa merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini. Anak usia dini memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda, terkadang ada anak yang lebih cepat berbicara tetapi lambat berjalannya, dan ada juga anak yang lambat bicara tetapi cepat berjalannya. Anak memiliki fase pertumbuhan yang berbeda-beda, sempurna seorang anak usia dini akan berarti perkembangan berbicaranya sudah mampu, tetapi apabila anak yang memiliki keterlambatan fase pertumbuhannya, rentan terjadinya sesuatu yang tidak berkembang sebagaimana anak usia dini pada umumnya. Salah satu keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan anak usia balita adalah speech delay atau keterlambatan berbicara. Permasalahan ini biasanya terjadi karena faktor-faktor tertentu. Inilah beberapa faktor yang menyebabkan anak usia balita terlamabatan berbicara, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Genetik atau Turunan
Faktor genetik ini biasanya terjadi apabila ada anggota keluarga yang juga mengalami speech delay, maka kemungkinan besar anaknya juga mengalami hal yang sama. Tetapi, faktor genetik bukan menjadi faktor yang paling utama dan sering terjadi pada anak yang speech delay, melainkan faktor yang tidak selalu menjadi penyebab terjadinya keterlambatan berbicara pada anak balita. 

2. Kurangnya Stimulus Orang Tua pada Perkembangan Bahasa Anak
Kurangnya stimulus adalah kondisi pada anak yang kurang mendapatkan dorongan atau rangsangan dari orang tuanya. Biasanya orang tua menjadi faktor utama pada perkembangan dan pertumbuhan anak, maka penting mempelajari ilmu untuk bekal menjadi orang tua yang mampu memberikan stimulus positif kepada anak-anaknya. Memberikan stimulus bahasa pada anak sangat penting untuk perkembangan kemampuan berbicaranya. Apabila orang tua tidak sering membiasakan berbicara pada anak, maka akan memperlambat perkembangan kemampuan berbicara anak.

3. Kurangnya Dukungan dalam Berkomunikasi dilingkungan sekitar
Selain faktor orang tua, faktor keluarga dan lingkungan sekitar dapat memengaruhi perkembangan anak balita. Lingkungan yang mampu memberikan stimulus positif, juga akan berdampak pada kemampuan perkembangan anak. Lingkungan yang tidak memberika dukungan pada perkembangan anak, rentan terjadinya keterlambatan perkembangannya. Maka, orang tua hendaknya menciptakan lingkungan dimana dapat memberikan dukungan yang positif untuk perkembangan anaknya.

Itulah faktor-faktor yang memengaruhi keterlamatan berbicara pada anak, dari ketiga faktor, pengaruh orang tualah yang sangat signifikan pada perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Hal ini dikarenakan orang tua menjadi orang yang paling dekat, dan dapat memberikan pengaruh utama pada penentuan perkembangan anak. Apabila di dalam anggota keluarga terdapat keterlambatan perkembangan, maka kemungkinan besar anaknya pun ikut mangalami keteralambatan perkembangannya. 

Solusi pada Anak untuk menghindari keterlambatan berbicara, sebagai berikut:

1. Lakukan Diskusi Bersama Anak
Orangtua rajin mengajak anaknya berbicara merupakan cara yang efektif untuk mengatasi keterlambatan berbicara pada anak. Berbicaranya dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak, sehingga anak tidak akan kesulitan untuk menjawab pertanyaannya. Untuk berdiskusi dengan anak, hendaknya menciptakan diskusi yang menarik, sehingga anak akan tertarik untuk berbicara.

2. Menciptakan Lingkungan yang Positif
Lingkungan anak hendaknya menciptakan yang positif berupa dukungan dan stimulus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan yang positif biasanya lebih dulu diciptakan dari orang tuanya, sehingga akan terciptanya lingkungan yang positif dan memberikan stimulus kepada perkembangan anak. Peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anaknya. 

3. Membiasakan Berbicara dengan Benar, Tidak Menggunakan Bahasa yang Cadel
Apabila seorang anak berbicara, hendaknya menanggapi dengan bahasa yang sempurna, tidak cadel. Seorang anak akan mudah terekam di otaknya ketika ia sedang berbicara. Maka dari itu, berbicara cadel ini menjadi hambatan seorang anak balita untuk berbicara dengan kosa kata yang benar. 

4. Membatasi Screen Time
Screen Time merupakan kondisi di mana anak yang bermain di depan layar, baik berupa gawai atau televisi. Untuk melatih kemampuan berbicara pada anak, tentunya perlu dilakukan komunikasi dua arah. Sebagai orang tua bukan hanya berperan untuk membersamai perkembangan anaknya, tetapi orang tua juga harus mampu mengawasi penggunaan gawai pada anaknya, hal ini perlu adanya pembatan screen time untuk menghindari keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan pada anak balita.

Solusi-solusi ini diharapkan mampu memberikan arahan kepada semua peran orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anaknya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak menyesuaikan bagaimana peran orang tua dan lingkungan agar meminimalisir terjadinya hambatan-hambatan pada perkembangan anak balita.


Biografi Penulis:
Muhammad Dzaki Mubarok, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Daftar Pustaka
Rohimah, Yuliatul dan Raden Rachmy Diana. “Analisis Faktor Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Anak Usia 6 Tahun”. Jurnal Sekdah, Vol. 6, No. 4, (September 2022): 9-15.


Lebih baru Lebih lama