Perihal Etika

Oleh Taufiq Wr. Hidayat
sebuah tanggapan atas esai berjudul "Ets... Etika" oleh Mahwi Air Tawar
Etika dalam tulisan Mahwi Air Tawar, sahabat Mat Tanjar, dipahami sebagai konteks dan subyek. Dan penulisnya mengambil pengertian dari khazanah keilmuan Islam, bahwa di atas ilmu adalah adab. Yang dalam pengertian orang banyak, disebut etika. Ketika etika adalah sebentuk konteks dan subyek, lalu di mana konteksnya dan siapa subyeknya?

Tata cara orang Madura jelas tak sama dengan  tata cara orang Jawa. Etika kedua etnis tersebut jelas berbeda dalam perilaku sosial-budayanya. Ini sederhana, tapi punya kedalaman lantaran ditulis oleh orang yang sosio-kulturnya karib dengan Mat Tanjar yang kemarin terlibat carok di Madura.

Tapi di sini, etika bukan belaka sebuah tata cara atau perilaku formal. Etika tentu saja bukan belaka urusan selamat pagi dan selamat malam. Kawan Ali r.a. mengatakan, orang yang memikirkan cuma urusan perut, makomnya sama dengan yang dikeluarkan oleh perutnya. Itu etika. Etika bukan perkara menundukkan kepala kepada yang lebih tua atau murid yg mencium tangan gurunya. Etika adalah komitmen kemanusiaan. Integritas seseorang. Etika politik bagi Immanuel Kant, adalah keberpihakan dan ketetapan seseorang pada kemanusiaan dan kesejahteraan. Dalam tulisan Mahwi berjudul "Eits... Etika", seorang yang berkampanye perihal kelestarian lingkungan sambil memaku papan slogan pada pohon di tepi jalan. Bicara kemanusiaan dengan menginjak hak manusia, bicara HAM dengan rekam jejak pelanggar HAM. Itu tak beradab namanya. Tak punya etika. Agaknya, Mahwi, penulis cerpen berdarah Madura, melihat etika sejauh itu.

Ngomong-ngomong etika, izinkan saya mengutip puisi dari Rabinranath Tagore:

Di sini aku, tumpah luber bersama-Mu
Seperti cangkir yang kelebihan anggur!
Engkau melihat melalui mataku
Engkau mendengar melalui telingaku

Engkau merajut kata-kata dalam pikiranku 
Dan kegembiraan-Mu menjadikannya lagu.
Oh serahkan diri-Mu padaku dalam cinta
Dan rasakan cinta itu mengalir kembali pada-Mu.

Engkaulah pujanggaku, Oh, Tuhan!
Dan aku adalah puisi-Mu

Lebih baru Lebih lama