Puisi: Kumpulan Puisi "Jamuan"

Oleh M. Yus Yunus

JAMUAN DI RUANG TAMU

Kami menjadi sama dalam satu waktu, di mana perkerjan rutin menyapu bersih setiap jarak antara tempat tidur dan meja tamu. Kita saling duduk di kursi kerja masing-masing, menghadap segudang pertanyaan akan datangnya sebuah hari di sebuah pelabuhan itu yang membawa pilu saat temaram menguasai ruangan.

Lima hari dalam satu minggu yang datang menjeda dan menguras kelapangan rindu. Sebagaimana engkau hidup sebagai seorang perempuan, dan aku hidup sebagai seorang lelaki. Kebisingan di sekeliling terlingaku dan telingamu. Mereka beradu sepanjang hari, melibatkan emosi dan mengusik perjumpaan kita di dalam segelas kopi yang aku aduk sendiri dan di sebelah teh hangat milikmu.

Ayat-ayat perintah datang menghampiri setiap niatku. Ia berbisik lirih dari barat, namun Ia berteriak kencang dari timur. Lantunannya terdengar semakin kencang saat kedua kakiku hendak melangkah menuju padanya. Sementara di dapur kau terus memasak dan menyiapkan perjamuan. Sedangkan aku datang membawa bekal kerinduan.


JAMUAN AKHIR PEKAN

Ia selalu berusaha menawarkan masakan, dan sebuah keramahan. Pada sabtu yang ditunggu, Ia hidangkan sebuah jamuan di meja tamu. Sementara aku duduk manis, mencium bau wangi yang melayang terbang dari dapur menuju ruangan itu. Padahal aku juga pandai memasak dan memiliki harapan yang sama. Membuat hidangan ternikmat untuk belahan hati yang terkasih.

Ia juga bekerja, tidak jauh berbeda dengan laki-laki. Bahkan mungkin jejaknya jauh lebih mantap dan pasti dengan sejumlah pencapaian secepat kilat. Akan tetapi kekasihnya terlalu gengsi untuk menolak lupa pada sejumlah nominal di meja kasir. 

Ia juga cerdas, cakrawalanya menembus jauh sebelum akalku dapat menyentuhnya. Akan tetapi pada setiap bisik yang menyeringai di depanku, lelaki harus tahu semua hal untuk menjawab tuntutan zaman dan melanjutkan kehidupan. 


JAMUAN DI MEJA KERJA

Aku tatap wajah yang sama setiap hari, wajah itu ada pada layar, dan selembar kertas. la juga ada pada akhir minggu, di sebuah perjamuan. Tapi wajah yang penuh rona itu, justru tampak berbeda tatkala la sedang bekerja.


JAMUAN DI MEJA MENU

Jika aku melihat seorang pengemis datang pada meja pesananku, aku melihat Tuhan sedang menatapku di balik flayer menu. Jika aku melihat keluarga kaya raya tertawa dengan sendok dan garpu, aku melihat Tuhan sedang membuka buku di meja kasir. Dan jika aku melihat pemilik lesung pipit yang manis itu duduk di depanku, aku melhat Tuhan duduk bersama kami di meja pesanan itu.



Depok, Februari 2024
Catatan Menuju Pelaminan


M. Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus atau M. Yus Yunus
Redaktur Website adakreatif.id

Lebih baru Lebih lama