Oleh Muhammad Hafiiz Zuhriyanto
Tulisan ini saya buka dengan Q.S. Al - Ahzab : 56 yang berbunyi :
"Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada baginda Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh kehormatan kepadanya."
Ada banyak alasan mengapa kita bisa mencintai Nabi Muhammad SAW. Ada yang hanya dengan melihat Lafadz Ù…Øمد sudah jatuh cinta. Ada juga yang baru bertemu/melihatnya sudah langsung jatuh cinta. Dan ada juga yang belum bertemu atau mengetahui lafadznya tapi bisa jatuh cinta. Itu karena Nabi Muhammad SAW telah menebarkan cinta kepada kita selaku umatnya. Lantas apa alasan yang paling kuat mengapa kita bisa cinta kepada Nabi Muhammad SAW ?
Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya di dasari atas cintaNya kepada Muhammad. Diriwayatkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa nama Muhammad tertulis di setiap pintu yang ada di syurga. Hingga manusia diciptakan dari cintaNya kepada Muhammad.
Itu artinya, Allah telah menanamkan cinta ke setiap makhlukNya. Ibnu Arabi pernah berkata :
"Dari cinta kita berasal, dan atas nama cinta Dia menciptakan kita. Karena tujuan cinta, kita mendatangiNya, dan demi cinta pula kita menghadapNya."
Secara tidak langsung, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW ke muka bumi sebagai representasi dari cinta. Cinta yang menjelma sebagai sosok Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW di utus untuk Basyiron wa Nadziron yaitu memberi kabar gembira dan memberi kabar peringatan. Tidak ada sebuah ancaman apalagi pengintimidasian terhadap agama apapun. Tugasnya Nabi Muhammad SAW adalah menjalankan cinta yang telah Allah ciptakan. Maka dari itu, seseorang yang berjalan mengutamakan cinta maka ia akan dituntun untuk menjadi pribadi yang baik, karena dasarnya cinta adalah sebuah kecenderungan kepada sifat-sifat ilahiyah.
Cinta akan membimbing masing-masing pemiliknya untuk kembali kepada Allah dan rasulNya. Cinta dapat menghubungkan antara makhluk yang satu dengan yang lainnya, dapat merelai sebuah perdebatan ataupun pertikaian, dapat pula memberi kesejukan kepada orang yang tertimpa kesedihan. Selayaknya orang jatuh cinta, ia akan selalu merasa aman dan nyaman ketika ia telah jatuh cinta kepada kekasihnya2, tidak akan pernah sedikitpun ingin berjauhan dengan yang dicintanya. Jika kita lagi ada masalah lalu orang yang kita cinta memberikan sebuah bentuk perlakuan baik itu kecil ataupun besar, maka secara langsung akan membuat kita kembali tenang.
Jadi, ketika kita sudah kembali kepada kodrat cinta, secara tidak langsung cinta tersebut akan menghubungkan kita kepada Allah dan rasulNya. Yang artinya, tidak ada alasan mengapa kita cinta kepada Nabi Muhammad SAW, karena disaat kita menghadirkan cinta maka hadir pula Allah dan rasulNya. Terlepas dari apapun background perindividunya, selama ia kembali kepada cinta maka saat itu juga Allah dan rasulNya hadir. Tinggal bagaimana kitanya saja yang harus selalu menghubungkan cinta kita kepada Allah dan rasulNya.
Sebagai penutup saya ingin mengutip syair Huwannur karangan Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsy :
"Jika para pecinta tahu apa penyakitku, maka katakanlah kepada mereka, bahwa hanya berjumpa dengan kekasih hatikulah obatnya."