Tahun 2024 akan segera meninggalkan segala dinamaka yang terjadi di dalamnya. Sepanjang tahun 2024, banyak peristiwa telah terjadi dan mewarnai serentang waktu 1 tahun: dari politik, sosial, agama, dan ekonomi. Lalu bagaimana dengan gerakan kebudayaan dan kesenian?
Seperti sedia kala, karya seni, puisi khususnya, tak pernah lekang, menjadi alat perekam berbagai peristiwa terkait. Para penyair, musisi, dan pelaku kebudayaan senantiasa setia menjalankan apa yang menjadi kewajibannya, berkarya!
Sebagaimana disampaikan oleh Ngatawi Al-Zastrow, dalam sambutannya, "karya seni, apakah itu puisi, musik, maupun seni rupa, akan selalu lahir dan hadir menjadi cahaya, menjadi mercusuar." ungkapnya, "karena hanya dengan karya seni kemerdekaan kita sebagai manusia terjaga."
Dalam pada itu, Ngatawi Al-Zastrow, juga menyampaikan, digelarnya acara "Muhasabah Akhir Tahun": (Puisi, Nada, dan Cinta) dapat mengantarkan kita kembali pulang dan berdiam sejenak ke dalam diri, yang sudah lama kita tinggalkan.
Ya, tahun 2024 akan segera berlalu, maka melalui kegiatan yang di gelar pada tanggal 24 Desember 2024, pukul 14.00-17.30, di Auditorium Makara Art Center, Universitas Indonesia, "sejatinya kita diajak berefleksi, tentang apa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun 2024." Kemudian, sedianya kita juga diminta melakukan dialog dengan diri sendiri. Diri yang dalam satu tahun ini kita tinggalkan dan jarang diajak berbicara dalam setiap tindakan; berpikir dan atau dalam memutuskan sesuatu dalam kehidupan ini.
Hadir dalam acara yang berlangsung khidmat ini, di antaranya, sastrawan Jamal D. Rahman, Sihar Ramses Simatupang, Ki Athek, Tora Kudera, Iman Sembada, Beni Satria, Riri Satria, Komunitas Riang Riung, "DUD", Adang, dan sejumlah komunitas seni lain, di antaranya, Komunitas Tani Pamulang, Srengenge Aryo, dan Istiana Shalihati, Amin, dan kelompok musik Skizo Eksprience, dan penampilan monolog oleh Ahmad Efendi.