Surat Kedua: Dari Mana Dirimu Berasal?

Oleh K.H. Nisful Laila Iskamil

Anakku, tanyakan pada dirimu, dari mana engkau berasal? Dari batu yang diam? Dari kayu yang lapuk? Jatuh begitu saja dari langit, atau keluar dari perut bumi tanpa sebab? Jangan biarkan dirimu hanya mengikuti arus hidup tanpa bertanya. Jangan sekadar menyerah pada takdir tanpa memahami maknanya. Sebab, orang-orang Tuhan selalu mencari. Mereka menggali dan menemukan.

Jika alam yang kasat mata ini adalah ibu yang melahirkanmu, bisikkan padanya, tanyakan bagaimana kelahiran ini bisa terjadi. Mintalah ia menceritakan sejarahmu, asal-usulmu, agar kegelisahan ini menemukan jawabannya. Namun, jika alam hanya membisu, artinya ia tak tahu. Jika ia memejamkan mata, itu karena ia malu. Jika ia menutup telinga, sesungguhnya ia risih dengan pertanyaanmu.

Tidakkah engkau melihat, ada kekuatan besar yang menata jagat ini? Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang terlahir, ada yang mati. Ada yang sempurna, ada yang tak utuh. Siapa yang mengatur semua ini?

Ada awalan, ada akhiran. Segala sesuatu bergantian mengisi tempatnya, sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Setiap makhluk menjalani perannya, dalam ruang dan waktu yang telah diatur dengan ketelitian yang tak tersentuh kesalahan. Lalu, tanyakanlah pada dirimu sendiri: siapa yang menetapkan semua ini?

Ketika akhirnya engkau menemukan jawaban setelah pencarian panjang, boleh saja engkau merasa bangga. Boleh engkau bersukacita, tertawa di puncak usahamu. Tapi ingat, itu hanya pencapaian kecil dalam dirimu sendiri. Di luar sana, ada sesuatu yang lebih besar dari apa yang engkau capai. Ada kecerdasan yang tak tertandingi, kekuatan yang tak terbatas, kekuasaan yang tak berbanding.

Ada satu kekuatan yang tidak memiliki pembanding. Tidak ada yang lebih kuat, lebih bijaksana, lebih berkuasa. Dia yang mengatur jagat raya ini dengan ketelitian yang sempurna, tanpa pernah lengah sedetik pun.

Siapakah Dia?

Anakku, carilah. Temukan dengan saksama. Sebab jawaban itu adalah awal dari pemahaman yang sejati.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak